Baru beberapa hari berlalu sejak Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono lewat akun twitter resminya @SBYudhoyono melempar tweet
ke linimasa,
"Pemerintah
Inggris menyatakan tetap dukung NKRI. Namun, kegiatan di Oxford itu akan
mengganggu hubungannya dengan Indonesia,".
Sebuah kicauan yang lumayan memancing
perhatian manusia di dunia maya. Sebagian besar masih belum paham apa yang
terjadi. Kicauan bernada resah dari seorang pemimpin negara yang memperjelas
keresahan yang sudah (pasti) dilempar terlebih dahulu oleh media.
Sudah hampir setengah abad konflik Jakarta –
Irian Jaya berlangsung. Selain kontak fisik yang sudah terjadi
berulang-ulang-ulang-ulang kali, tidak ada titik temu berarti antara kedua
pihak di jalur diplomasi. Ketika pihak TNI masih pelan – pelan berusaha
memberangus antek – antek separatis tersebut, Papua Barat (tentu saja lewat TPN
dan OPM-nya) secara mengejutkan membuka kantor milik sendiri di Kota Oxford,
Inggris. Pembukaan kantor tersebut tak lepas dari peran besar Benny
Wenda.
Siapakah Benny Wenda?
Ya, memang dia tak setenar nama – nama seperti
Theys Heyo Eluay atau Kenny Kwalik, tapi andil dia tidak kalah
besar dari dua nama tersebut. Benny Wenda bergerak sebagai sayap OPM di Eropa
Barat. Dia gencar bergerak di sektor propaganda media, dunia maya, dan sektor –
sektor virtual lainnya untuk menghantam Pemerintah dan menyuarakan pembebasan
Papua Barat.
Perubahan fase hidup seorang Benny Wenda dari
seorang warga biasa menjadi seorang aktor pergerakan berawal pada 1977 ketika
desanya dimasuki oleh pasukan militer. Dikutip dari sebuah media, Benny Wenda
menyatakan perlakuan tentara terhadap warga sangatlah keji. Dalam situsnya,
bennywenda.org, dia juga mengaku kehilangan satu kakinya dalam sebuah serangan
udara. Keluarganya memilih bergabung dengan Indonesia, namun tidak halnya
dengan Benny.
Setelah runtuhnya Orde Baru, gerakan referendum dari rakyat Irian Jaya
yang menuntut pembebasan dari RI kembali bergelora. Dan saat itu, Benny Wenda
melalui organisasi Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka), membawa
suara masyarakat Irian Jaya. Mereka menuntut pengakuan dan perlindungan adat
istiadat, serta kepercayaan, masyarakat suku Irian Jaya. Mereka menolak apapun
yang ditawarkan pemerintah Indonesia termasuk otonomi khusus.
Foto Benny Wenda sedang mengenakan pakaian adat Irian Jaya
Lobi-lobi terus dia usahakan sampai akhirnya di masa pemerintahan
Presiden Megawati Soekarnoputri, pemberlakuan otonomi khusus adalah pilihan
politik yang layak untuk Irian Jaya dan tak ada yang lain. Saat itu sekitar
tahun 2001, ketegangan kembali terjadi di tanah Irian Jaya. Operasi militer
menyebabkan ketua Presidium Dewan meninggal. Wenda terus berusaha memperjuangkan
kemerdekaan Irian Jaya, yang dia dan para pengikutnya sebut Papua Barat.
Pertentangan Wenda berbuntut serius. Dia kemudian dipenjarakan pada 6 Juni 2002
di Jayapura. Selama di tahanan, Wenda mengaku mendapatkan penyiksaan serius.
Dia dituduh berbagai macam kasus, Salah satunya disebut melakukan pengerahan
massa untuk membakar kantor polisi, hingga harus dihukum 25 tahun penjara.
Kasus itu kemudian di sidang pada 24 September 2002. Wenda dan tim pembelanya
menilai persidangan ini cacat hukum.
Pengadilan terus berjalan, sampai pada akhirnya Wenda dikabarkan berhasil kabur
dari tahanan pada 27 Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat,
Benny diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini dan kemudian dibantu
oleh sekelompok LSM Eropa untuk melakukan perjalanan ke Inggris di mana ia
diberikan suaka politik. Dan sejak tahun 2003, Benny dan istrinya Maria serta
anak-anaknya memilih menetap di Inggris.
Sampai saat ini, dari Inggris Benny Wenda masih aktif berkampanye di luar
negeri. Bahkan berita terbaru menyatakan dia juga siap membuka ‘kedutaan’
lainnya, yakni di Papua Nugini.
Nampaknya, dengan dicabutnya sanksi dari Interpol yang dikenakan
ke dirinya 2 tahun belakangan benar – benar membuatnya kembali agresif dan
tajam.
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
( @adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi
0 comments:
Post a Comment