Demokrasi Tanah Arab: Dilema Israel

Konflik. Revolusi. Propaganda.

Shelly Palmer : Merubah Pemerintahan dari Demokrasi Dijital – Mengangkat Kembali Tulisan yang Diangkat Kembali

Metamerica : Merubah Pemerintahan dari Demokrasi Digital Saya awalnya menulis artikel serupa pada April 2009.

Babak Baru Perang Korea: Perang di Dunia Maya

Perang Korea kini mulai merambah babak baru.

Perang Propaganda Jepang Terhadap Rusia, China dan Korea

Selama beberapa dekade, Rusia dan Jepang telah berhasil menyelesaikan sengketa-sengketa teritorial mereka.

Pages

Sunday, July 7, 2013

Demokrasi Tanah Arab , Dilema Israel



Konflik. Revolusi. Propaganda. Tiga kata tersebut seakan menjadi konsumsi rutin masyarakat dunia jika berbicara mengenai kondisi negara – negara di tanah Arab.

Tanah Arab sendiri meliputi seluruh semenanjung Arab, teluk Persia, dan Afrika Utara. Meliputi negara dari Iran, Suriah, hingga Maroko. Dan tentu saja, tanah Palestina yang menjadi polemik ribuan tahun juga termasuk di dalamnya.

Apa yang terjadi di negara – negara tersebut meningkat dalam hal intensitas dan cakupan wilayah setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Lupakan tentang Perang Irak yang dicetuskan Amerika Serikat, karena kita berbicara tentang revolusi politik di Tunisia, Mesir, Libya, konflik Palestina, hingga kemungkinan masih berlanjut dalam periode yang akan datang jika melihat situasi di Turki, Suriah, Lebanon, dan (lagi – lagi) Mesir.


Suksesnya revolusi di beberapa negara yang berhasil menggulingkan pemimpin diktator mereka jelas menggiring keseluruhan dunia Arab ke wilayah politik baru bernama demokrasi. Dengan di-backing oleh teknologi masa kini yang memungkinkan propaganda tersebar cepat, luas, dan memungkinkan bertambahnya varian baru propaganda politik, demokrasi cepat atau lambat akan menjadi sesuatu yang masif dan akan berhadapan langsung dengan 2 hal yang selama ini menguasai tanah Arab : sistem Teokrasi (Kesultanan/Sheikh dan diktatoral) dan legitimasi Israel.

Untuk poin pertama, sistem Teokrasi, pertandingan 1 vs 1 melawan demokrasi sudah dimulai sejak ditiupkannya benih – benih revolusi di Arab Maghribi / Afrika Utara. Teokrasi kelas bawah seperti di Tunisia hingga diktatoral kelas kakap seperti di Libya dan Mesir sudah berhasil di-knock out. Sementara untuk poin kedua, legitimasi Israel, ini sedikit unik. Karena, demokrasi jelas tidak menyerang Israel secara langsung karena Israel justru sudah menerapkan sistem ini terlebih dulu di tanah Palestina. Tapi, Israel waswas. Poin unik yang mereka miliki malah berkembang di negara – negara oposisi, sehingga legitimasi Israel jelas terancam. Apa jadinya kalau pemimpin pilihan rakyat di Libya kelak merupakan anti-Israel? Apa jadinya kalau Perdana Menteri Turki nanti adalah seorang Islam radikal? Keberadaan mereka jelas cukup terancam, walaupun Amerika Serikat selalu siap sedia kapanpun dibutuhkan pasti akan membantu negara Zionis tersebut.

Aluff Benn, kolumnis Israel, menulis di harian Haaretz (18/4/05) bahwa “aspek yang cukup mengganggu atas demokrasi Arab adalah implikasinya bagi Israel.” Masuknya demokrasi di negara-negara Arab akan membuat Israel kehilangan karakter uniknya serta “persamaan nilai” dengan Amerika Serikat. Dengan adanya kebebasan memilih, kalangan pemilh Arab dapat saja memilih kelompok Islamis “ekstrim”.

Kelangsungan eksistensi mereka di tanah Palestina cepat atau lambat jelas terancam. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat grassroot di seluruh Arab sangat membenci tindakan Israel terhadap Palestina.
Hal terpenting bagi Israel saat ini adalah mengimplementasikan penarikan unilateral dari Gaza, menahan tekanan pimpinan Palestina yang baru, meningkatkan tekanan atas Hamas, memalingkan usaha AS yang hendak mengimplementasikan peta jalan, mengalihkan kepedulian eksternal pada proses damai dengan memfokuskan pada perkembangan di Suriah dan Mesir. Dengan kata lain, segala langkah menuju Solusi Final masalah Palestina akan dicegah.

Pergerakan laju Israel sesuai dengan kepentingan strategis Amerika Serikat. Sejumlah deklarasi pejabat yang ditandatangani pemimpin Arab menegaskan perlunya negosiasi penyelesaian yang adil; opini publik Arab menganggap status quo sebagai tidak adil, dan dipaksakan. Sungguh lucu sebenarnya, demokrasi yang didengung – dengungkan ternyata tidak sama rata. Iya, pernyataan Amerika tadi berlaku bagi negara – negara macam Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait. Tapi, sebaliknya mereka malah mendukung dan memforsir kekuatan untuk menggulingkan dinasti di Suriah dan Libya, serta memukul pemimpin Mesir yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Sementara itu, retorika terus mendominasi. Fokus juga diarahkan pada diplomasi publik. Tumpang tindih dan adu propaganda jelas tergambar saat ini. Ketika kalangan grassroot sibuk mencari celah propaganda lewat media sosial (yang terbukti jauh lebih efisien untuk menjaring massa dan dukungan global) dan organisasi – organisasi bawah tanah, para pemegang kendali di balik layar sibuk mengontrol media dan membangun kekuatan militer tersembunyi sambil berkedok memperjuangkan kedamaian bagi sekitarnya.
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
@adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi

Shelly Palmer : Merubah Pemerintahan dari Demokrasi Dijital – Mengangkat Kembali Tulisan yang Diangkat Kembali



Metamerica : Merubah Pemerintahan dari Demokrasi Digital

Saya awalnya menulis artikel serupa pada April 2009. Bersama Snowden, seorang ECPA, dan jumlah luar biasa masalah privasi yang diperdebatkan dalam dua minggu terakhir, saya pikir mungkin menyenangkan untuk bergulat dengan hal itu dan menggunakannya untuk memulai diskusi.

Ketika ditanya tentang apa yang tampaknya melampaui batas pengawasan NSA, Presiden Obama serius berkata, "Saya pikir itu penting untuk menyadari bahwa Anda tidak dapat memiliki keamanan 100 persen dan juga kemudian memiliki persentase privasi 100 dan nol persen ketidaknyamanan."

Tentu saja apa yang dikatakan Presiden benar. Namun, ini bukan masalah gigitan suara, tidak ada jawaban benar atau salah untuk salah satu pertanyaan yang kita anggap layak untuk diperdebatkan oleh seorang Socrates sekalipun.

Artikel di bawah ini bukan tentang NSA atau saat debat "Keamanan vs Privasi", ini adalah tentang apa yang akan terjadi dengan jumlah ledakan data atau Big Data Set, bahwa kita mengumpulkan pada tingkat percepatan. Setelah ini, bukan "hanya" NSA yang memiliki akses ke data – data pribadi. Contohnya Google dan peristiwa konsolidasi 1 Maret 2012, yang pada dasarnya mengubahnya menjadi salah satu sumber tunggal terbesar dari data anda yang ada di mana saja di Bumi. Ada gudang data yang sama pentingnya diisi dengan informasi tentang diri kita. Data diri dalam database publik, swasta dan pribadi, banyak yang lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Jika kita perlu diingatkan kembali bahwa data akan lebih kuat dengan adanya data lain, kejadian terkini menjadi lebih mengkhawatirkan.

Kabar baiknya adalah bahwa ini adalah Amerika dan kita bisa melakukan sesuatu tentang hal itu! Akankah "Keamanan v Privasi" mendapatkan perlakuan yang semestinya? Mengingat berbagai opini publik (acuh tak acuh akan teori konspirasi), mungkin sulit. Namun, dalam semangat pemikiran provokasi, mari kita lihat ke depan untuk tahun 2015, seperti yang saya lakukan kembali pada tahun 2009:

*****

Dateline New York: April 3, 2015 - Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mendesak orang untuk tetap tenang. The Federal Data Depository Corporation sekarang mengatakan bahwa orang akan memiliki akses ke beberapa data mereka selambat - lambatnya pada pekan depan. "Catatan kesehatan adalah satu pekerjaan," kata direktur HHS dalam pernyataan bersama. "Kami memiliki back-up untuk file DICOM milik semua orang, sebagian besar dari semua orang MRI, dan sekitar 100 juta file x-ray pada penyimpanan garis dekat. Ini hanya akan memakan waktu untuk reload data."

FCC mengeluarkan pernyataan serupa yang menjanjikan bahwa 4 juta jam konten upload dari pengguna yang tersimpan di “langit” sejak tahun 2009, dan 26 juta jam konten on-demand mungkin tersedia pada akhir tahun ini. Sayangnya, tidak ada kata pada saat Cloud Microsoft Office atau Adobe CS10 Cloud akan kembali online. Dan, untuk menyenangkan sebagian besar warga, IRS telah kehilangan hampir setiap pengembalian pajak selama empat tahun terakhir. Ada satu sedikit kabar baik: jaringan LTE Verizon dapat mendukung panggilan VoIP, jadi setidaknya beberapa dari 165 juta rumah tangga dan bisnis tanpa komunikasi suara akan menikmatinya dalam beberapa minggu ke depan.

Dengan 28 dari 80 data utama negara yang benar-benar turun dan sisanya hanya mengambang, orang dengan perangkat cerdas dan aplikasi komputer berbasis cloud telah benar-benar lumpuh oleh hilangnya data yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Hal ini telah menyebabkan krisis keuangan terbesar sejak 2008. Ratusan software layanan perusahaan telah kehilangan semua data mereka, dan dampak kerugian ekonomi akan dengan mudah mencapai 10 Triliun Dolar.

Bagaimana bisa terjadi?
Ini adalah representasi parsial saya:

Di Metamerica (data yang menggambarkan Amerika), kita semua sekelompok satu dan nol. Segala sesuatu tentang kita - jumlah id pajak, nomor jaminan sosial, nomor kartu kredit, informasi / kontak, data keuangan, riwayat kesehatan, preferensi hiburan, software komputer kita, konten yang kita miliki, segala sesuatu yang kita punya, digambarkan oleh satu dan nol pada perangkat penyimpanan magnetik atau optik di suatu tempat.

Bahkan saat ini, kita hidup di dunia di mana metadata (data yang menjelaskan data lain) lebih penting daripada data itu sendiri. Demikian seperti kita memasuki era super digital, kita (kita semua) akan benar-benar dijelaskan oleh metadata disimpan dalam Metamerica. Ini adalah negara virtual yang menggambarkan negara fisik kita dan, terus terang, Metamerica lebih berharga dan lebih rentan daripada fisik Amerika.

Setelah tanggal 12 Juni 2009, semua komunikasi di Amerika Serikat akan menjadi digital. Hal ini lebih dari sebuah tren, yang merupakan perubahan paradigma terhadap efisiensi dan manfaat fiskal untuk menyimpan dan memanipulasi informasi dalam dunia kita digital.

Mengapa harus membayar sekelompok teknisi TI untuk server Patch dan ketika rak komputer Anda dapat plug ke komputasi dan penyimpanan model cloud, serta hanya membayar untuk layanan yang Anda gunakan? Hal ini identik dengan bagaimana Amerika beralih dari pembangkit listrik sendiri untuk membeli listrik dari jaringan utilitas. Ekonomi terlalu kuat dibandingkan dengan apa pun untuk menghentikan pergeseran ini. Ini akan menjadi lengkap dalam waktu beberapa tahun. Ingin lihat hari ini? Buka Google Apps for Business, salesforce.com, photoshop.com, homestead.com ... daftar perangkat lunak yang berfungsi sebagai layanan dan perangkat lunak berlangganan dan perusahaan penyimpanan awan semakin panjang setiap hari.

Sekarang, kita hidup di dunia di mana segala sesuatu tentang setiap orang disimpan di suatu tempat. Dunia ini berkembang menuju tempat di mana akses ke data ini akan memberdayakan segala macam hal - baik dan buruk. Hal ini tidak begitu banyak masalah privasi (meskipun Anda bisa label seperti itu) sebagai isu pemerintahan. Apa yang membuat struktur “pemerintahan” Metamerica harus terlihat seperti? Tidak ada batasan geografis, tidak ada kota, tidak ada region, tidak ada negara, dan yang ada hanyalah: Metamericans, itulah yang menggambarkan Amerika. Karena Metamericans adalah data, mereka dapat diurutkan dengan cara apapun pihak yang berkepentingan mungkin menganggapnya wajar: dengan kepentingan masyarakat, dengan preferensi perilaku, masalah medis, dengan sampel DNA, dengan ... apalah itu anda menyebutnya.

Metamericans adalah data, dan data dapat ditambang, dianalisis dan berkorelasi dengan segala cara.

Apakah DNA anda dilindungi oleh hukum hak cipta? Apakah catatan medis Anda akan tersedia pada perangkat penyimpanan lokal? server yang regional, LAN dokter Anda, Federal data Depository milik Perusahaan? Jika setiap sedikit Metamerican (warga Amerika dalam konteks Metamerica) adalah data yang dilindungi, yang diprotect, yang swasta, yang semi-swasta dan yang umum. Berapa banyak “orang non-teknis” dengan catatan medis digital akan mati karena tidak ada catatan kertas dari kondisi kesehatan mereka atau sejarah, dan mereka tidak mampu (atau tidak tahu bagaimana) untuk membuat cadangan data diri?

Ketika ayahku dipindahkan dengan ambulans ke rumah sakit dari fasilitas medis lain dalam situasi darurat, mereka lupa untuk memberikan catatan kertas kepada teknisi EMS yang mentransfer dirinya. Saya masuk rumah sakit satu jam setelah ia lakukan untuk menemukan bahwa mereka benar-benar memperlakukan penyakitnya dengan amat buruk karena koneksi broadband mereka sedang turun dan mereka tidak punya catatan kertas yang bisa menjadikan dasar untuk melakukan pertolongan.

Sejujurnya, saya tidak terlalu khawatir tentang serangan teroris dengan bom kotor atau senjata pemusnah massal lainnya. Yang saya khawatirkan adalah bagaimana kita sangat cepat menjadi tergantung pada data yang terpusat dan, bagaimana tidak terlindunginya data pribadi kita. Ingin menciptakan krisis keuangan yang akan membuat satu ini terlihat seperti sebuah perjalanan ke Disney World? Keluarkan gudang data IRS, beberapa bank, beberapa agen pelaporan kredit, Google, Amazon dan Microsoft. Jika itu terjadi hari ini, kita semua akan sangat sulit untuk pulih. Dan jika hal ini terjadi pada tahun 2015, maka kita tidak akan benar – benar dapat pulih dari kekacauan itu. Ini adalah hanya beberapa dari segudang masalah yang mengharuskan kita untuk kembali berpikir tentang sebagai Metamerica dan Amerika berkembang bersama-sama sebagaimana mestinya.

Bagaimana Kecelakaan 2015 terjadi? Mungkin karena cyber-terrorism, mungkin itu karena  virus komputer yang sangat kuat, mungkin itu karena emisi solar yang terlalu kuat bagi atmosfer kita untuk menghalaunya. Sayangnya, ada miliaran cara yang memungkinkan untuk terjadinya hal buruk itu dan hanya satu arah untuk menghindarinya.

Apa yang kita butuhkan adalah sebuah gugus tugas lintas-industri yang akan mencakup para ahli dari militer, TI, kesehatan, hukum, telekomunikasi, CE, hiburan, etika dan pemerintah untuk bersama-sama dan memiliki serius, Sokrates perdebatan tentang cara yang tepat untuk mengatur Metamerica . Ini bukan tentang opt-in dan opt-out privasi, ini tentang kedaulatan ekonomi dan keamanan nasional kita.
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
@adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi

Mengenal Konsep Jon Gnarr, Walikota ‘Terburuk’ dan Proyeksi Revolusi Digital Democracy-nya



Siapa Itu Jon Gnarr ?

Sosok yang berpose santai di atas adalah seorang walikota papan atas yang patut dijadikan contoh oleh walikota – walikota lain di seluruh belahan dunia. Namanya Jon Gnarr. Dia adalah pemimpin tertinggi kekuasaan di ibukota Republik Islandia, Reykjavik.

Sosok muda yang kurang menggambarkan tampilan seorang pemimpin ibukota ini memang memiliki latar belakang dan gambaran fisik yang memang seperti seharusnya, bukan gambaran ‘idaman’ orang – orang tentang seorang walikota yang rapi, mendekati tua, elegan, dan kolot. Jon Gnarr tampil dengan sosok tegap, rapi secukupnya, lengan bertato, dan dengan percaya diri menggunakan potongan rambut masa kini yang membuatnya tampil segar.

Sempat diragukan pada masa awal kepemimpinannya (bahkan saat pencalonan dirinya) karena latar belakangnya yang merupakan seorang komedian absurd garis keras, Jon mendobrak kalangan dengan konsep revolusi demokrasi briliannya.

Masa Pencalonan, Terpilih Menjadi Walikota, dan Konsep Revolusi Demokrasi Digital di Reykjavik

Sebagai seorang komedian absurd, Jon memang tidak memiliki latar belakang politik sama sekali. Tapi, pemikiran dan kepekaannya tentu tidak bisa dianggap remeh. Sentilan – sentilan dan sindiran “yang amat sangat menyindir” berbau politik tentu sudah jamak dilakukannya tiap kali dia perform.

Pada saat awal mendeklarasikan diri maju ke pentas perebutan kursi walikota ibukota Islandia, Jon tidak ada apa – apanya dibandingkan calon lainnya. Tapi progres kampanye mengatakan sebaliknya. Konsep – konsep gilanya dan kelakar – kelakar renyahnya sukses menyita hati pemilih.

Lontaran – lontaran kata seperti “Kota ini (Reykjavik) harus memiliki patung Bjork (penyanyi Pop Islandia,red.) sebesar patung Liberty di pelabuhan dengan memegang mikrofon, bukan lentera api, dan akan berbicara mengenai Reykjavik dalam 3 bahasa” atau “Saya berjanji akan membuat Mickey Mouse dengan ukuran life-size. Ya, dalam ukuran life-size! Kita akan menjadi satu – satunya Disney World yang memiliki Mickey Mouse dengan ukuran life-size!” merupakan ide konyol bagi kalangan atas, tapi bagi kalangan menengah ke bawah dan kalangan muda, ide ini seperti “orang ini gila! Dia benar – benar berperilaku seperti kita! Saya akan memberikan suara saya untuk dia!”. Dan secara luar biasa jumlah pendukungnya terus naik.

Memasuki masa pemilihan, semua berjalan sebagaimana mestinya. Jon yang mendapat dukungan besar terpilih menjadi walikota pada Mei 2010.

Setelah 3 tahun berjalan, kepemimpinan Jon Gnarr ternyata dapat dibilang sukses. Sangat sukses. Semua rencananya berjalan dengan lancar, terutama pada periode 1 tahun pertama yang menjadi tujuan utama peluru dari para kritikus, aktivis, dan oposisi. Jon diakui berhasil menangani PR besar yang sangat sulit diatasi selama ini di pemerintahan Reykjavik, yakni menyeimbangkan anggaran.

Sementara salah satu proyek besar baru yang dicanangkan oleh Jon adalah sebuah proyek virtual. Jon merancang sebuah revolusi terhadap demokrasi digital.

Dengan 2/3 populasi dari 320.000 penduduknya berada di Facebook, Jon beranggapan bahwa Islandia adalah cawan petri untuk ide – ide demokrasi.

“Apa yang kita miliki adalah sebuah komunitas yang sangat kecil, tapi ada begitu banyak ide yang bisa disalurkan, kemudian dicoba, dan jika berhasil dapat diterapkan di sesuatu yang lebih besar. Reykjavik dan Islandia adalah tempat sempurna untuk bereksperimen dengan demokrasi.” – Jon Gnarr

Sejak awal dicanangkannya konsep sistem terbuka ini, Jon dan kongsi dekatnya, The Citizens Foundation, yang merupakan sebuah lembaga reformis nirlaba, berhasil membuka keaktifan warga Reykjavik dengan sebuah platform jelas yang memungkinkan warga untuk berdebat langsung, menyampaikan ide, bahkan ikut serta dalam perumusan anggaran. Hal ini memang terdengar agak lucu jika diterapkan di Jakarta, karena pasti akan timbul ricuh di sana sini. Tapi dengan adanya sistem ini di Reykjavik, ini memicu sebuah revolusi positif di masa depan. Ini adalah pondasi awal. Dimulai dari skala kecil. Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Mr. Jon.

Disaat Jakarta dan Indonesia masih terus disibukkan dengan polemik sehari – hari dan muluknya janji – janji besar para penguasa, di pulau kecil pecahan Denmark tersebut sebuah ide besar sudah dirintis, dimulai dari sebuah kota, kemudian sebuah negara, bukan tidak mungkin jika kelak Uni Eropa yang akan mengembangkan kekokohan demokrasi mereka dengan berdasarkan “sesuatu yang kecil” ini. Hal kecil yang dicetuskan kembali dan diaplikasikan oleh seorang mantan pelawak bertato dari Eropa Utara.
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
@adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi

Saturday, July 6, 2013

Babak Baru Perang Korea: Perang di Dunia Maya



Perang Korea kini mulai merambah babak baru. Di era teknologi ini, kedua negara bersaudara yang sudah selama beberapa dekade bertikai ini tidak hanya memperkuat sisi militernya saja (untuk berjaga – jaga jika suatu waktu nanti gencatan senjata akan berakhir), tapi kini mereka mulai “bermain” di dunia maya. Hacking tingkat tinggi merupakan kasus yang paling banyak dikeluhkan terjadi oleh pihak Republik di selatan.
Sejumlah ahli menyatakan, Korea Utara sengaja membiayai sebuah unit berisi para peretas elite. Surat kabar papan atas Korea Selatan,Munhwa Ilbo, melaporkan, seorang di antara para petinggi militer dan intelijen yang melakukan peretasan mutakhir untuk menyebarkan keraguan atas hasil investigasi itu.
Pada 20 Mei, tim investigasi multinasional menyatakan telah menemukan bukti meyakinkan, kapal perang Cheonan tenggelam karena tembakan torpedo dari kapal selam Korut. Bukti penting dalam penyelidikan itu adalah ditemukannya pecahan torpedo yang memuat nomor seri produksi khas huruf Korut.
Korsel meradang atas temuan tersebut. Melalui berbagai lobi, mereka minta dukungan internasional untuk penjatuhan sanksi baru Dewan Keamanan PBB kepada Korut. Langkah itu diperkuat dengan pertemuan Korsel, Jepang dan Tiongkok untuk memuluskan kampanyenya.
Apa yang terjadi pada Mei lalu itu bisa jadi hanya awalan saja dari babak baru yang sebenarnya. Perang masif di dunia maya yang kemudian diteruskan dengan meletusnya kembali perang nyata di Semenanjung Korea. Akankah hal tersebut terjadi? Hanya Tuhan yang tahu.
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
@adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi

Perang Propaganda Jepang Terhadap Rusia, China dan Korea



Selama beberapa dekade, Rusia dan Jepang telah berhasil menyelesaikan sengketa-sengketa teritorial mereka. Namun hingga saat ini, Kepulauan Kuril masih menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan dan menjadi batu sandungan bagi hubungan kedua negara. Waktu terus berlalu, kedua negara silih berganti pemimpin dan pemerintahan, berbagai usaha telah diupayakan, namun masalah sengketa ini tidak terpecahkan. Apa yang menjadi penyebabnya?

Saat ini, Rusia mengklaim Jepang tengah melakukan propaganda untuk menegaskan posisinya dalam perselisihan sengketa wilayah dengan Rusia, Korea Selatan dan China. Untuk melaksanakan propaganda ini, pemerintah Jepang membentuk unit khusus yang terdiri dari 15 pejabat dan ahli independen. Tugas mereka adalah mempelajari dan menganalisis secara menyeluruh posisi negara-negara lain di wilayah yang disengketakan. Para analis Rusia mengatakan bahwa Tokyo telah mengumandangkan perang informasi untuk melawan Moskow, Beijing, dan Seoul. Analis Rusia menilai, Rusia harus lebih aktif dalam menggambarkan posisinya di Kepulauan Kuril kepada masyarakat dunia.

Rangkaian pulau yang dikenal dengan Kepulauan Kuril membentang ke utara melintasi Samudera Pasifik dari Pulau Hokkaido Jepang ke ujung selatan Semenanjung Kamchatka Rusia. Itu adalah subyek sengketa kedua negara ini sejak 60 tahun lalu.

Sudah sejak lama Jepang mengklaim empat pulau di bagian selatan Kepulauan Kuril yaitu; Kunashir, Iturup, Habomai dan Shikotan. Moskow, pada gilirannya, juga bersikeras bahwa Kuril Selatan adalah bagian dari Uni Soviet setelah Perang Dunia II dan kedaulatan Rusia atas kepulauan itu tidak bisa diragukan.

Di bawah Perjanjian Damai San Fransisco tahun 1951, yang ditandatangani antara sekutu dan Jepang, Jepang diberikan hak kepemilikan atas kepulaun Kuril. Namun hal ini tidak menyelesaikan sengketa, karena Rusia tidak menandatangani perjanjian sepihak itu.

Jepang saat ini memiliki masa-masa yang sulit dalam urusan kebijakan luar negeri karena memiliki sengketa wilayah dengan hampir semua tetangganya di kawasan Asia. Selain itu, negara-negara Asia, terutama China, mengerahkan dengan serius kampanye anti Jepang yang menekankan bahwa Jepang adalah agresor yang telah mengklaim Kepulauan Senkaku (wilayah yang disengketakan antara Jepang dan China). China berpendapat bahwa klaim ke pulau-pulau tersebut tanpa pembenaran sejarah dan hukum.

Korea Selatan juga melakukan perang informasi terhadap Jepang. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah Jepang berkeinginan melawan kampanye anti Jepang dengan mengkomunikasikan posisinya diwilayah sengketa kepada masyarakat internasioal. Banyak yang berpendapat, sebenarnya Jepang tidak perlu melakukan propaganda tersebut jika mereka memang percaya bahwa posisinya benar di wilayah sengketa.

Menurut para analis, Jepang akan menggunakan segala cara yang bisa dilakukannya; politik, diplomatik, informasi, dan bahkan ekonomi. Unit yang dibentuk khusus oleh Jepang akan bekerja melaui media, diplomat, dan akan menggunakan kekuatan "lunak." Seorang analis Rusia berpendapat bahwa Jepang akan membuat gebrakan baru karena mereka memang cenderung meremehkan dan mengabaikan posisi negara lain. Hal ini utamanya terlihat pada isu-isu teritorial.

Jepang meyakini posisinyalah yang benar. Jika satu pihak tidak setuju dengan mereka, mereka akan mencoba menjelaskan posisi mereka lagi. Analis Rusia berpendapat bahwa target "perang informasi" Jepang saat ini adalah pemuda, yang berarti dengan media komik (manga), anime dan hal-hal lainnya yang dinilai "lembut." Satu hal penting yang Jepang yakini saat ini adalah bahwa pemuda Rusia saat ini sedang "booming" hiburan/media Jepang. Jepang berharap masyarakat Rusia meyakini bahwa Kuril Selatan adalah wilayah Jepang, dan karena itu mereka akan mengajukan banding/argumen ke pemerintah Rusia untuk menyerahkan sepenuhnya wilayah-wilayah tersebut ke Jepang. Tapi bagaimanapun, harapan ini adalah dianggap harapan fiksi.

Propaganda aktif dari Jepang dimulai pada akhir tahun 1980-an, namun baru terungkap sepenuhnya pada tahun 1990-an. Jepang membuat sejumlah publikasi yang menggambarkan bagaimana Uni Soviet secara ilegal mengambil tanah Jepang. Pada tahun 1990, pemikiran bahwa Kepulauan Kuril adalah tanah asli Jepang telah aktif dibahas oleh pers Rusia. Pandangan ini kemudian didukung oleh banyak pengamat di Federasi Rusia dan beberapa ilmuwan yang mempelajari Jepang. Mereka kemudian menyarankan pemerintah Uni Soviet untuk mengembalikan Kepulauan Kuril ke Jepang. Saat itu Jepang berjanji bahwa setelah adanya penandatangan perjanjian (penyerahan wilayah Kepulaun Kuril), mereka akan segera banyak berinvestasi ke negara Rusia. Namun itu dulu, kala itu memang banyak negara menganggap Rusia adalah negara miskin yang mau melakukan apa saja demi uang.
Waktu sudah berubah, dan sekarang masyarakat Rusia memiliki sudut pandang yang berbeda. Sebuah jajak pendapat publik menunjukkan suatu fakta yang menarik, masyarakat Rusia pada umumnya memiliki opini positif terhadap Jepang, namun masyarakat di daerah perbatasan dengan Jepang, persentase orang yang memiliki opini negatif terhadap Jepang sangat tinggi. Hasil jajak pendapat ini jelas sangat tidak disukai oleh Jepang.

Pada 7 Februari lalu, Jepang dengan cepat mengerahkan jet tempur F-15 untuk mencegat dua pesawat tempur Rusia karena diyakini telah melanggar wilayah udaranya. Dua jet tempur Sukhoi Su-27 Rusia telah terbang selama 1 menit 11 detik di barat daya wilayah udara Jepang dari Pulau Rishiri, tidak jauh dari Hokkaido. Tidak terjadi insiden dan tidak diketahui apakah aksi Rusia ini terkait sentimen anti Jepang atau tidak.

Kepemimpian Rusia mengakui bahwa masalah teritorial kedua negara ini telah dimulai sejak tahun 1956, selama ini Rusia dan Jepang telah hidup tanpa perjanjian damai. Bahkan perjanjian mengakhiri Perang Dunia II antara Rusia dan Jepang tidak pernah ditandatangani. Secara terus menerus Jepang datang dengan berbagai tuntutan dan melakukan kampanye anti Rusia. Apakah ini situasi yang tepat untuk dialog damai? Kedutaan besar Rusia di Jepang tidak melakukan perang informasi, dan diplomat Rusia sedang mencoba membangun dialog mengenai maslah ini.

Alih-alih konfrontasi, Moskow pada banyak kesempatan banyak menyatakan bahwa kedua negara bersama-sama mengembangkan daerah tersebut. Namun Jepang menanggapi dengan mengatakan bahwa kerjasama tersebut hanya mungkin dilakukan jika tidak merugikan posisi Jepang atas wilayah tersebut.

Saat ini, para pemimpin dari kedua negara belum mempunyai pilihan namun diharapkan tetap bersama-sama mencari solusi atas masalah yang berkepanjangan ini. Setelah ada perjanjian damai, diharapkan kedua negara mendapatkan keuntungan dan harus menjadi titik balik hubungan antara Moskow dan Tokyo.
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
@adityaknz ) - Alvian Aditya Kanzi

Sunday, June 16, 2013

Iran vs Amerika dan Israel

Baru-baru ini Iran menjadi perbincangan Internasional baik didunia nyata maupun dunia maya. Topik perbincangannya pun tidak jauh dari “apakah adanya kemungkinan akan terjadinya perang antara Iran amerika dan israel”. Namun sampai sekarang tidak adanya kepastian akan hal itu. Disini saya akan membeberkan sedikit fakta kenapa amerika dan israel yang bisa dibilang powerful takut untuk menyeran Iran itu sendiri. 


'Netanyahu & Obama Vs Ahmadinejad'

Ini merupakan tujuh alasan kenapa amarika enggan menyerang Iran, alasan ini disampaikan oleh anggota analis pertahanan AS di Universitas Angkatan Darat Amerika.

  • Iran punya kapabilitas militer yang mumpuni untuk menghadapi Amerika Serikat dalam beberapa dekade ini. Iran tidak seperti negara-negara bekas invasi AS, seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afganistan, atau Irak. Militer Iran jauh lebih kompeten dan memiliki kemampuan. Iran juga berpengalaman dalam mempelajari taktik dan strategi AS melalui pengamatannya selama perang Irak satu dekade ini. Angkatan laut Iran punya keterampilan laut yang baik dalam pertempuran litoral dan mempunyai kemampuan untuk menutup Selat Hormuz untuk waktu yang cukup lama. Penutupan Selat Hormuz ini dapat menjadi posisi tawar yang tinggi atas diberlakukannya sanksi ekonomi terhadap Iran. Dampak paling signifikan atas penutupan Selat Hormuz adalah naiknya harga minyak dunia.


  • Tidak seperti Irak, Angkatan Darat Iran dan Korps Pengawal Revolusi Iran tidak akan meletakkan senjatanya pada serangan awal. Menurut Lowther, Iran banyak belajar dari Irak dan Afganistan tentang bagaimana mengalahkan AS. Iran tidak akan menyerah begitu saja pada serangan pertama dari AS.


  • Kementerian Intelejen Iran merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Kementerian Iran terbukti dapat mengatasi kelompok-kelompok yang bersifat anti-Iran selama 3 tahun terakhir. Bahkan baru-baru ini Pengadilan Revolusioner Iran menjatuhi hukuman mati kepada seorang pria keturunan Iran-Amerika Serikat karena terbukti menjadi mata-mata CIA, dinas rahasia Amerika Serikat.


  • Gerakan Perlawanan Hizbullah kemungkinan besar dapat membantu perlawanan Iran terhadap AS. Menurut Lowther, Hizbullah dapat memainkan peranan penting bagi Iran untuk memberikan perlawanan bagi AS. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan bahwa apa pun yang dilakukan Israel atau Amerika Serikat secara militer pada fasilitas nuklir Iran akan mengarah pada perang dengan melibatkan banyak pihak. "Saya tidak mengancam, tapi setiap orang yang punya perasaan dapat melihat bahwa serangan Israel-AS terhadap Iran atau keterlibatan militer di Suriah akan mengarah pada perang regional," kata Nasrallah di selatan Beirut, November 2011.


  • Iran mempunyai kemampuan yang mengesankan dalam perkembangan dunia maya. Lowther menulis serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran kemungkinan akan berlanjut. Peretas alias hacker Iran mungkin akan menargetkan data penting di sektor publik dan swasta, yang dapat mematikan sistem dan data.


  • Militer AS layak untuk beristirahat, terlebih setelah hampir satu dekade terus berperang. Soalnya, sudah satu dekade ini AS berperang dengan Irak dan Afganistan. Joseph Stiglitz, peneliti AS, berpendapat, perang ini menjebak AS ke dalam krisis ekonomi dan terbenam dalam lilitan utang akibat biaya militer yang amat tinggi.


Serangan AS atas Iran akan membawa AS ke dalam perang yang lebih besar. Akibatnya, sulit bagi AS melakukan istirahat dan perbaikan.
.

Beberapa alasan kenapa Israel enggan menyerang Iran

  • Iran adalah negara berbahaya dan bisa menyerang dengan stok rudalnya yang lumayan banyak. Israel telah melihat kemampuan serangan rudal Iran selama perang Jalur Gaza pada 2008/2009 dan Perang Lebanon pada tahun 2006. dan Tidak ada yang bisa memprediksi gerakan dan respon Iran yang kadang tidak terduga.


  • Para Diplomat mengkaji israel membutuhkan dukungan amerika serikat, namun president Obama juga membutuhkan dukungan dari kaum kristen Evangelis dan Yahudi dalam melaksanakan pemerintahannya. Namun ini masih di awang-awang, dan tidak ada jaminan untuk dukungan dalam melakukan serangan sepihak.


  • Amerika Serikat belum memposisikan sikap terhadap penyerangan seperti seharusnya.dan Israel tidak melakukan sesuatu atau tidak menyerang siapa pun tanpa persetujuan AS sejak 1956.


  • Israel akan merasa lumpuh jika mencoba melawan Iran sendiri seperti pada tahun 1974. Mereka akan membutuhkan sumber daya dan dukungan tak terbatas dari Amerika Serikat yang belum pasti. Serangan sepihak dari Israel terhadap Iran, tanpa persetujuan AS kemungkinan akan memiliki konsekuensi berat bagi Israel.


  • Israel adalah negara kecil dibandingkan dengan Iran.Daerah Iran seluas 1.648.000 km2, sementara Israel hanya 20.700 km 2. Program nuklir tersebar dan bangsa memiliki selat tertutup yang harus ditembus Israel jika ingin menyerang. Sulit dikatakan bahwa Israel akan berani bersedia untuk berperang di medan yang tidak jelas dengan seribu risiko kalah.


  • Diplomat melaporkan bahwa kepala Massad, Meir Dagan menentang rencana penyerangan terhadap Iran. Langkah untuk menyerang Iran mungkin menimbulkan risiko politik untuk Netanyahu dan Barak, yang dikhawatirkan.


Dengan alasan diatas tersebut kemungkinan terjadinya perang antara Iran dengan Amerika dan Israel dalam waktu dekat bisa dibilang tidak terjadi, namun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perang tersebut  yang  ditakutkan akan memakai senjata nuklir dan berdampak kepada seluruh benua.
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
@faiztheice ) - Faiz Faidurrahman

Perang Semenanjung Korea


Perang Korea (bahasa Korea: 한국전쟁), dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.

Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakanpenasihat perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang.

Latar Belakang
Di Amerika Serikat, perang ini secara resmi dideskripsikan sebagai aksi polisional karena tidak adanya deklarasi perang resmi dari Kongres AS. Dalam bahasa sehari-hari, perang ini juga sering disebut Perang yang Terlupakan dan Perang yang Tidak Diketahui karena dianggap sebagai urusan PBB, berakhir dengan kebuntuan (stalemate), sedikitnya korban dari pihak AS, dan kurang jelasnya isu-isu menjadi penyebab perang ini, bila dibandingkan dengan Perang Vietnam dan Perang Dunia II.

Di Korea Selatan, perang ini biasa disebut sebagai Perang 6-2-5 (yuk-i-o jeonjaeng) yang mencerminkan tanggal dimulainya perang pada 25 Juni. Sementara itu, di Korea Utara, perang ini secara resmi disebut Choguk haebang chǒnjaeng ("perang pembebasan tanah air"). Perang Korea juga disebut Chosǒn chǒnjaeng ("Perang Joseon", Joseon adalah sebutan Korea Utara untuk tanah Korea).

Perang Korea secara resmi disebut Chao Xian Zhan Zheng (Perang Korea) di Republik Rakyat Cina. Kata "Chao Xian" merujuk ke Korea pada umumnya, dan secara resmi Korea Utara. Istilah Perang Korea juga dapat menyatakan pertempuran sebelum invasi maupun setelah gencatan senjata dilakukan.

Korea Utara menyerang (Juni 1950)
Meskipun PBB menerima banyak pesan yang memberitahu bahwa Korea Utara akan melakukan invasi, PBB menolak semuanya. Sebelum perang, pada awal tahun 1950, perwira CIA stasiun Cina Douglas Mackiernan menerima ramalan intelejen Cina dan Korea Utara yang meramalkan bahwa tentara Korut akan menyerang ke Selatan.

Perang Korea

Dengan alasan membalas provokasi Korea Selatan, Tentara Korea Utara (tentara Korut) menyebrangi paralel ke-38, dibantu tembakan artileri, Minggu pagi tanggal 25 Juni 1950. tentara Korut mengatakan bahwa pasukan Republik Korea (ROK), di bawah pimpinan "bandit pengkhianat Syngman Rhee", telah menyebrangi perbatasan "terlebih dahulu", dan mereka akan menangkap serta mengeksekusi Rhee. Pada tahun-tahun sebelumnya, kedua Korea telah saling menyerang satu sama lain.

Beberapa jam kemudian kemudian, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengecam invasi Korea Utara terhadap Republik Korea, melalui Resolusi 82 DK PBB, meskipun Uni Soviet dengan hak vetonya memboikot pertemuan sejak Januari. Pada 27 Juni 1950, Presiden Truman memerintahkan angkatan udara dan laut AS untuk membantu rezim Korea Selatan. Setelah memperdebatkan masalah ini, DK PBB, pada 27 Juni 1950, menerbitkan Resolusi 83 yang merekomendasikan negara anggota memberikan bantuan militer kepada Republik Korea. Ketika menunggu pengumuman fait accompli dari dewan kepada PBB, Wakil Menteri Luar Negeri Uni Soviet menuduh Amerika memulai intervensi bersenjata atas nama Korea Selatan.

Uni Soviet menentang legitimasi perang tersebut, karena (i) data intelejen tentara Korea Selatan yang menjadi sumber Resolusi 83 didapatkan dari intelejen AS; (ii) Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea) tidak diundang sebagai anggota sementara PBB, yang berarti melanggar Piagam PBB Pasal 32; dan (iii) perang Korea berada di luar lingkup Piagam PBB, karena perang perbatasan Utara-Selatan awalnya dianggap sebagai perang saudara. Selain itu, perwakilan Soviet memboikot PBB untuk mencegah tindakan Dewan Keamanan, dan menantang legitimasi tindakan PBB; ahli hukum mengatakan bahwa untuk memutuskan suatu tindakan diperlukan suara bulat dari 5 anggota tetap DK PBB.

Korea Utara memulai "Perang Pembebasan Tanah Air" dengan melakukan invasi darat dan udara dengan 231.000 tentara, yang berhasil menguasai objek dan wilayah sesuai dengan yang direncanakan seperti KaesŏngChuncheonUijeongbu, dan Ongjin, yang mereka dapatkan setelah mengerahkan 274 tank T-34-85, 150 pesawat tempur Yak, 110 pesawat pengebom, 200 artileri, 78 pesawat latihan Yak, dan 35 pesawat mata-mata.

Sebagai tambahan pasukan invasi, tentara Korut memiliki 114 pesawat tempur, 78 pesawat pengebom, 105 T-34-85, dan 30.000 pasukan yang berpangkalan di Korea Utara. Di laut, meskipun hanya terdiri dari beberapa kapal perang kecil, juga terjadi pertempuran yang cukup sengit antara keduanya.

Di pihak lain, tentara Korea Selatan masih belum siap. Pada South to the Naktong, North to the Yalu (1998), R.E. Applebaum melaporkan bahwa tentara Korea Selatan memiliki tingkat kesiapan tempur yang rendah pada 25 Juni 1950. Tentara Korea Selatan hanya memiliki 98.000 tentara (65.000 tentara tempur, 33.000 tentara penyokong), tidak memiliki tank, dan 22 pesawat yang terdiri dari 12 pesawat tipe penghubung dan 10 pesawat latihan AT6. Selain itu tidak ada pasukan asing yang berpangkalan di Korea saat itu - meskipun terdapat pangkalan AS di Jepang.

Dalam jangka waktu beberapa hari saja, banyak tentara Korea Selatan — yang kurang loyal terhadap rezim Syngman Rhee — lari ke selatan atau malah berkhianat dan bergabung dengan tentara Korea Utara.

Kebuntuan (Juli 1951—Juli 1953)
Pada tahun-tahun berikutnya, tentara PBB dan China tetap berperang, namun perubahan wilayah kekuasaan tidak banyak berubah dan terjadi kebuntuan. Sementara pengeboman wilayah Korea Utara terus berlangsung, perundingan gencatan senjata dimulai tanggal 10 Juli 1951 di Kaesong.Pertempuran juga terus berlangsung meskipun perundingan tengah berjalan; tujuan Korsel-PBB adalah untuk merebut kembali seluruh Korea Selatan dan menghindari kehilangan wilayah. Tentara China dan Korut juga melakukan operasi serupa serta melakukan operasi-operasi psikologikal. Pertempuran-pertempuran utama dalam fase ini antar alain Pertempuran Bloody Ridge(18 Agustus—15 September 1951) dan Pertempuran Heartbreak Ridge (13 September—15 Oktober 1951), Pertempuran Old Baldy (26 Juni—4 Agustus 1952), Pertempuran White Horse (6–15 Oktober 1952), Pertempuran Triangle Hill (14 Oktober—25 November 1952), dan Pertempuran Hill Eerie(21 Maret—21 Juni 1952), pengepungan Outpost Harry (10—18 Juni 1953), Pertempuran Hook (28—29 Mei 1953), dan Pertempuran Pork Chop Hill (23 Maret—16 Juli 1953).

Negosiasi gencatan senjata berlanjut selama dua tahun; di Kaesong (Korea Utara bagian Selatan), kemudian di Panmunjon (perbatasan kedua Korea). Problem utama dari negosiasi ketika itu adalah repatriasi tawanan perang. China, Korea Utara, dan tentara PBB tidak bisa membuat kesepakatan karena banyak tentara China dan Korea Utara yang menolak kembali ke Utara. Dalam perjanjian gencatan senjata terakhir, sebuah Komisi Repatriasi Negara-Negara Netral dibentuk untuk mengurusi masalah tersebut.

Pada tahun 1952, AS memilih presiden baru, dan pada tanggal 29 November 1952, presiden terpilih Dwight D. Eisenhower terbang ke Korea untuk mempelajari hal-hal yang mungkin dapat mengakhiri perang Korea. Pada 27 Juli 1953, proposal gencatan senjata dari India disetujui oleh Korea Utara, China, dan tentara PBB sehingga mereka sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan batas di paralel ke-38. Dalam persetujuan tersebut tertulis bahwa pihak-pihak yang terlibat menciptakan sebuaeh Zona Demiliterisasi Korea. Tentara PBB, yang didukung oleh Amerika Serikat, Korea Utara, dan China menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata; Presiden Korea Selatan Syngman Rhee menolak untuk menandatangani perjanjian itu, karenanya Republik Korea dianggap tidak berpartisipasi dalam perjanjian tersebut.

Presiden Amerika Serikat ke-34 Dwight D. Eisenhower


Akhir Perang
Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
@sairamlim ) - Sairam Salim